Mohon mengisi form komentar...guna perkembangan Blog ini

Minggu, 16 Mei 2010

Museum Joang 45,Jakarta,Indonesia


Gedung Museum Joang 45 dibangun tahun 1938. Pertama kali difungsikan sebagai hotel mewah dengan nama Hotel Schomper. Pada jaman pendudukan jepang gedung ini dipakai sebagai Pusat Pendidikan Politik yang kemudian dikenal dengan nama asrama Angkatan Baru Indonesia. Pengajar pada Pusat Pendidikan Politik ini antara lain adalah Ir. Soekarno, drs. Mohammad Hatta, Moh. Yamin, Mr Soenaryo dan Mr. Ahmad Subarjo.
Tokoh-tokoh pemuda seperti Sukarni, Chairul Saleh, Adam Malik, dan AM Hanafi pernah bermarkas disini, mereka dikenal sebagai Pemuda menteng 31, para pengajar dan pemuda Menteng 31 bahu membahu merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Untuk mengenang peranan mereka yang sangat besar pada kisaran tahun 1943-1945, dan untuk melestarikan semangat juang bangsa, gedung ini pada tanggal 19 Agustus 1974 diresmikan sebagai Museum Joang '45.

Koleksi Museum Joang'45 terdiri dari foto-foto dokumentasi berbagai peristiwa bersejarah yang berasal dari masa tahun 1944-1949, seperti peristiwa Rapat Raksasa di lapangan IKADA, Bandung Lautan Api, dan pertempuran 10 November di Surabaya.
Selain itu Museum Joang'45 memiliki koleksi patung dada para pahlawan masa Pergerakan Kemerdekaan berjumlah 17 buah, juga terdapat koleksi lukisan yang berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi fisik.
Koleksi utama pada museum ini adalah 2 mobil Proklamator, yaitu mobil kenegaraan yang pernah digunakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta terdiri dari Mobil Republik 1 dan Mobil Republik 2.

Ketiga mobil itu, selama ini memang menjadi primadona paling menarik di museum tersebut. Tiga mobil kuno buatan Amerika itu memang bukan sembarang mobil, selain merupakan mobil itu sangat antik, sejarah dari mobil itu pun mempunyai nilai lebih. Mobil sedan hitam bermerk Buick Eight buatan tahun 1939 misalnya, adalah mobil dinas Presiden Soekarno di masa-masa awal pemerintahan. Karena itu, tak heran jika mobil sedan mewah itu biasa disebut dengan mobil REP-1. Sedan itu merupakan salah satu kendaraan termewah di Jakarta pada zamannya, dan di masanya mobil hasil pemberian pemuda bernama Sudiro itu, hanya digunakan para pejabat Jepang saja.

Sedangkan mobil sedan berwana putih dengan merk Desoto atau biasa di sebut REP-2 merupakan mobil milik Wakil Presiden Mohammad Hatta. Mobil yang dibuat tahun 1938 ini pada mulanya dimiliki oleh Djohan Djohor pengusaha yang ada di Jakarta. Mobil itu diberikan kepada Wakil Presiden, karena pengusaha tersebut ingin membantu mobilisasi perjuangaan bangsa Indonesia, dan juga untuk menghindari perampasan dari pihak militer Jepang.

Sedangkan, satu mobil lain yang tersisa adalah mobil pribadi milik Soekarno, yang biasa digunakan untuk kegiatan di luar dinas. Mobil bermerk Imperial berwarna hitam itu memiliki catatan heroik, karena pernah dilempar granat saat Soekarno sedang melintas di daerah Cikini Menteng, Jakarta Pusat. Soekarno sendiri selamat dari peristiwa itu, sedangkan pintu mobil bagian tengah rusak akibat terkena granat tersebut. 



Namun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mobil-mobil itu sengaja diletakkan di belakang gedung museum dan dipisah tersendiri dengan koleksi lain. Sedangkan untuk perawatannya, setiap hari ada petugas yang mengurus mobil, mulai dari membersihkan dan memanaskan mobil, sehingga sampai saat ini mobil tersebut masih terlihat bagus dan seperti baru.

Bahkan, setiap tahun tepatnya pada tanggal 16 Agustus, mobil REP-1 dikeluarkan dari museum untuk digunakan dalam acara napak tilas perjuangan bangsa Indonesia, dengan cara berkeliling dari Museum Joang 45 hingga Museum Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar