Mohon mengisi form komentar...guna perkembangan Blog ini

Kamis, 17 Juni 2010

Museum Prasasti,Jakarta,Indonesia



Museum Taman Prasasti adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang berada di Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno serta miniatur makam khas dari 27 propinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik. Museum seluas 1,2 ha ini merupakan museum terbuka yang menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer dan sastrawan yang menyatu.
Museum Prasasti menempati lahan bekas pemakaman orang Belanda yang dulunya bernama Kebon Jahe Kober. Luas lahan seluruhnya 5,5 hektar. Dibangun pada 1795, sebagai pengganti pemakaman yang sudah penuh di samping Gereja Nieuwe Hollandse Kerk. Makam ini dikhususkan bagi orang-orang Belanda terutama pejabat dan tokoh-tokoh penting. Setelah Indonesia merdeka pemakaman ini masih digunakan untuk umum, terutama bagi yang beragama Nasrani.
Pada 1975 pemakaman Kebon Jahe Kober ditutup, selanjutnya dilakukan pemugaran dan penataan kembali prasasti-prasasti nisan terpilih. Kemudian pada 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Prasasti. Prasasti tiada lain merupakan wujud dari ungkapan perasaan seseorang saat ditinggal oleh kerabatnya menghadap Sang Pencipta yang dapat dilihat pada motif dan ornamen pada pahatan prasasti.

KOLEKSI

Koleksi Museum Prasasti berjumlah 1409 buah, meliputi nisan para tokoh pendidikan, seniman, ilmuwan, rohaniawan, dan pejuang. Nama-nama tokoh Belanda yang terpahat di nisan adalah Mayjen J.H.R. Kohler, Dr. W.F. Stutterheim, Dr. H.F.Roll, dan Pieter Erberveld. Nama lain yang juga ada Olivia Maramne Raffles, Miss Riboet, dan Soe Hok Gie.

Secara keseluruhan Museum Prasasti mengoleksi nisan tokoh-tokoh yang dimakamkan di sini maupun yang dipindahkan dari tempat lain yang berasal dari abad ke-17–19. Museum Prasati juga menampilkan miniatur makam dari 26 propinsi di Nusantara. Peti bekas jenasah Bung Karno, Bung Hatta, dan duplikat kereta jenasah Sang Proklamator juga ada di sini.
Pada tanggal 9 Juli 1977 pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan museum dan dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu.
Karena perkembangan kota, luas museum ini kini menyusut tinggal 1,3 ha saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar