Mohon mengisi form komentar...guna perkembangan Blog ini

Jumat, 16 Juli 2010

Museum Filatelis,Taman Mini Indonesia Indah,Jakarta,Indonesia

Terletak di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, berdiri di atas tanah seluas 9.500 meter persegi. Bangunan museum ini diapit oleh dua bangunan pendukung. Bangunan pada satu sisi berfungsi sebagai tempat penerimaan dan peristirahatan, bangunan pada sisi lain berfungsi sebagai kantor pos.
Museum yang diresmikan pada tanggal 29 September 1983 merupakan gagasan Ibu Tien Soeharto (Ibu Negara). Dibangun sebagai sarana edukasi yang mampu merefleksikan sejarah bangsa dan keelokan budaya Indonesia.
Pada pelataran dalam terdapat tugu berbentuk bola dunia dengan seekor burung merpati yang bertengger di atasnya dengan membaca sepucuk surat yang melambangkan visi dan misi PT Pos Indonesia.
Memasuki gedung Museum Prangko Indonesia, di tengah-tengah ruangan pameran terdapat bangunan berbentuk segi delapan. Di atas bangunan tersebut terdapat ROSET mengambil bentuk dasar matahari dengan cahayanya menyinari ke delapan arah.
Sebuah patung Hanoman diletakkan di tengah-tengah bangunan pendopo. Dalam pewayangan, Hanoman sebagai Dhuta Dharma pembawa berita yang misinya sama dengan Pos Indonesia.
 Ketika prangko belum ada, biaya pengiriman surat ditanggung oleh si penerima. Kemudian cara ini dihentikan karena orang yang dikirimi surat menolak untuk membayar. Dari situlah muncullah Prangko Pertama yang bernama ‘The Penny Black’, bergambar wajah Ratu Victoria. Prangko ini dibuat oleh seorang pekerja Dinas Perpajakan Inggris bernama Sir Rowland Hill, yang terbit perdana pada tahun 1840 di Inggris.
Foto prangko ‘The Penny Black’ ini dapat dijumpai di Museum Prangko Indonesia bersama dengan beribu koleksi prangko lainnya serta diorama yang menceritakan tentang aktivitas perjalanan penerbitan dan pencetakan prangko.
Salah seorang negarawan besar, mantan Presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt, mengucapkan, ‘Stamp collecting makes for better citizens. I owe my life to my hobbies, especially stamp collecting.’ Demikianlah yang dialami dalam kesehariannya, setiap habis bekerja berat beliau tidak langsung beristirahat akan tetapi beliau memiliki kebiasaan untuk melihat koleksi prangkonya. Dengan menikmati prangko, beliau mampu melenyapkan kejenuhan dan ketegangan dalam menghadapi tugas kesehariannya sebagai seorang Kepala Negara.
Serunya beragam cerita yang ditampilkan dalam sebuah prangko di Museum Prangko Indonesia ini, rasanya tak lengkap bila kita tak menyimak sebuah kisah tentang Surat Daun Lontar. Kisahnya dimulai ketika Semar kabur karena akan dijadikan tumbal, kemudian ia bertapa untuk memperoleh kesaktian. Mengapa ia dijadikan tumbal dan bagaimana kisah akhirnya, selengkapnya dapat kita nikmati namun bukanlah pada sebuah prangko, tetapi pada sebuah lukisan indah yang terpampang di salah satu dinding Museum Prangko Indonesia. Selamat menikmati keragaman koleksi prangko dan keindahan Museum Prangko Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar